Groin strain atau groin pull diakibatkan terlalu banyaknya tekanan pada otot di selangkangan dan paha.
Otot selangkangan, disebut kelompok otot adduktor, terdiri dari enam otot yang membentang dari panggul bagian dalam ke bagian dalam femur (tulang paha). Otot-otot tersebut menyatukan kedua kaki dan membantu gerakan sendi pinggul lainnya. Otot adduktor penting bagi banyak jenis atlet termasuk pelari cepat, perenang, dan pemain sepak bola.
Saat otot tegang, otot diregangkan terlalu jauh. Ketegangan yang tidak terlalu parah menarik otot melebihi perjalanan normalnya. Regangan (strain) yang lebih parah bisa merobek serat otot, dan bahkan dapat menyebabkan otot robek sepenuhnya. Paling umum, groin strain adalah robekan kecil pada beberapa serat otot, tetapi sebagian besar jaringan otot tetap utuh.
Secara khusus, tiba-tiba melompat atau mengubah arah adalah kemungkinan penyebabnya. Groin strain sering muncul pada orang-orang yang bermain sepak bola dan sepak bola.
Klasifikasi dari Groin Strain:
Tingkat I: terdapat nyeri, namun penurunan kekuatan dan ruang gerak hanya minimal.
Tingkat II: terdapat nyeri dan penurunan kekuatan otot (tidak termasuk kehilangan kekuatan dan fungsi total) karena kerusakan jaringan
Tingkat III: terdapat disrupsi komplit pada unit muskulotendinosus dan kehilangan fungsi total
Penanganan yang tepat untuk menangani Groin Strain:
- 48 jam pertama setelah cedera : RICE (rest, ice, compression, elevation)
- Obat NSAID (Nonsteroidal anti-inflammatory drugs) guna mengurangi rasa nyeri dan peradangan
- TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation) merupakan salah satu terapi listrik yang dapat digunakan
- Ultrasound
- Latihan gerakan pasif dan aktif sendi pinggul
- Latihan pinggul tanpa beban (non-weightbearing) dan secara bertahap menambah latihan dengan tahanan tanpa beban
- Penguatan otot tubuh bagian atas dan batang tubuh
- Penguatan otot ekstremitas sisi yang lain (kontralateral)
- Latihan fleksibilitas pada otot yang tidak terlibat cedera
- Latihan keseimbangan dengan papan keseimbangan